Bidadari Kecil

Dear Alsya Baby…

Dua puluh bulan sudah usiamu, Nak. Bidadari kecil Mama mulai tumbuh besar sekarang. Jadilah cahaya, jadilah penguat hati Mamamu ini Nak. Kaulah kekuatan Mama. Masa yang berat dalam hidup Mama ini, kau temanilah. Selalulah menguatkan Mama sekalipun ini demikian menyakitkan bagiku.

Al…Mama mencintaimu. Tak ada satu alasan apapun yang akan membuat Mama berhenti. Tidak perpisahan ini. Tidak juga kekecewaan Mama terhadap mereka.

Kau tahu, Nak? Kini Mama mengerti alasan seorang Ibu bertahan. Mama tahu rasanya bertahan dalam kelukaan. Salah satunya karena Mama punya kamu.

Benar Mama tak mengandungmu. Benar Mama tak melahirkanmu. Namun cinta Mama tak perlu kau ragukan. Hal yang belakangan demikian melukai Mama bukanlah kehilangannya, tapi ketakutan Mama jika harus kehilanganmu karena perpisahan ini. Mama tak bisa. Mama bisa menghapus namanya dengan mudah, tapi Mama tak akan bisa melepaskan putri kecil Mama yang telah Mama cintai sebagai setengah hidup Mama sendiri.

Mereka tidak paham ketakutan hati Mamamu ini, Nak. Bahkan mereka tidak tahu bahwa Mama berada di titik penerimaan itu juga sebab cinta Mama yang terlanjur kepadamu. Mereka berpikir sebaliknya, sekalipun itu tidak benar.

Al…dunia ini kadang terasa tidak adil bagi Mama, tapi apa daya Mama?
Garis hidup Mama seperti ini. Tak ada yang bisa Mama lakukan. Banyak hal telah Mama impikan untuk kita, tapi harus Mama lepaskan karena Tuhan menginginkan hal yang berbeda.

Al…Bidadari kecil Mama, maafkan Mama. Mama akan berusaha lebih baik untuk kita. Mama janji….

Mama menyayangimu, Nak. Percayalah kepada Mama.

-An-

Leave a comment